BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur’anan
yang bererti “bacan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefenisikan
sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jbril, ditulis
dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan
amal ibadah.
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia
dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Membahas hubungan antara Al Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai
dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya,
tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al qur’an atau jiwa
ayat-ayatnya menghalangi ilmu pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan
ilmu pengetahuan tidak hanya diukur melalui sumbangan yang di berikan kepada
masyarakat atau kumpulan ide dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada
sekumpulan syarat-syarat psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga
mempunyai pengaruh (positif atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
2. Apa itu Ilmu Pengetahuan?
3. Bagaimana Korelasi antara Al-Qur’an dan
Ilmu Pengetahuan?
C. Tujuan Penulisan
1. Ingin mengetahui apa itu Al- Qur’an?
2. Ingin mengetahui apa itu Ilmu Pengetahuan?
3. Ingin mengetahui bagaimana korelasi antara
Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan?
BAB II
PEMBAHASAN
Al-Qur’an secara ilmu
kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur’anan yang bererti “bacan atau
yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefenisikan sebagai sebuah kitab yang
berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jbril, ditulis dalam mushaf yang
kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.
Al- Qur’an adalah kitab induk,
rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala
sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya
adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara
apapun yang terlewatkan, semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur
berbagai asfek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum
minallah); sesama manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah,
ilmu sosial, ilmu alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.(Q.S.
Al-an’am: 38). Lebih lanjut Achmad Baiquni mengatakan, “sebenarnya segala ilmu
yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al-Qur’an”
Al-Qur’an adalah wahyu Allah
SWT yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
sumber hukum dan pedoman hidup bagi pemeluk Islam dan bernilai ibadat yang
membacanya.
Pokok-pokok isi Al-Qur’an ada
5:
1.
Tauhid,
kepercayaan terhadap Allah, malaikat-malaikat Nya, Kitab-kitab Nya, Rosul-rosul
Nya, Hari Akhir dan Qodho, Qadar yang baik dan buruk.
2.
Tuntutan
ibadat sebagai perbuatan yang jiwa tauhid.
3.
Janji
dan Ancaman
4.
Hidup
yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat.
5.
Inti
sejarah orang-orang yang taat dan orang-orang yang dholim pada Allah SWT.
2.) Dasar-dasar Al-Qur’an Dalam Membuat Hukum
1.
Tidak memberatkan
“Allah tidak membenari
seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Misalnya:
a. Boleh tidak berpuasa pada bulan Ramadhan.
b. Boleh makan-makanan yang diharamkan jika
dalam keadaan terpaksa/memaksa.
c. Boleh bertayamum sebagai ganti wudhu’
2.
Menyedikitkan beban
Dari
prinsip tidak memberatkan itu, maka terciptalah prinsip menyedikitkan beban
agar menjadi tidak berat. Karena itulah lahir hukum-hukum yang sifatnya
rukhsah. Seperti: mengqashar sholat.
3.
Berangsur-angsur dalam
menetapkan hukum
Hal ini dapat diketahui,
umpamanya; ketika mengharamkan khomr.
a. Menginformasikan manfaat dan mahdhorotnya.
b. Mengharamkan pada waktu terbatas, yaitu;
sebelum sholat.
c. Larangan secara tegas untuk
selama-lamanya.
Fungsi dan Isi Kandungan Al-Qur’an
Fungsi Al-Qur’an
1. Petunjuk
bagi Manusia.
Allah swt menurunkan
Al-Qur’ansebagai petujuk umar manusia,seperti yang dijelaskan dalam surat (Q.S
AL-Baqarah 2:185 (QS AL-Baqarah 2:2) dan (Q.S AL-Fusilat 41:44)
2. Sumber pokok ajaran islam.
Fungsi AL-Qur’an sebagai sumber ajaran islam sudah diyakini dan diakui
kebenarannya oleh segenap hukum islam.Adapun ajarannya meliputi persoalan
kemanusiaan secara umum seperti hukum, ibadah,
ekonomi, politik, social, budaya, pendidikan, ilmu pengethuan dan seni.
3. Peringatan dan pelajaran bagi manusia.
Dalam AL-Qur’an banyak diterangkan tentang kisah para nabi dan umat
terdahulu,baik umat yang taat melaksanakan perintah Allah maupun yang mereka
yang menentang dan mengingkari ajaran Nya.Bagi kita,umat uyang akan datang kemudian
rentu harus pandai mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah yang
diterangkan dalam Al-Qur’an.
4. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad saw.
Turunnya Al-Qur’an merupakan
salah satu mukjizat yang dimilki oleh nabi Muhammad saw.
- Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
- Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif.
- Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Quran adalah petunjuk bagi selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.”
Pokok Ajaran Dalam Isi Kandungan Al-Qur’an
1.
Akidah,
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan.Akidah islam adalah keyakinan atau
kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap
muslim.Dalam islam,akidah bukan hanya sebagai konsep dasar yang ideal untuk
diyakini dalam hati seorang muslim.Akan tetapi,akidah tau kepercayaan yang diyakini
dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan dalam amal perbuatan dan tingkah
laku sebagai seorang yang beriman.
2.
Ibadah
dan Muamalah. Kandungan penting dalam Al-Qur’an adalah ibadah dean
muamallah.Menurut Al-ur’an tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar
mereka beribadah kepada Allah.Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az,zariyat
51:56)
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi .Komonikasi dengan Allah atau hablum minallah ,seperti shalat,membayar zakat dan lainnya.Hubungan manusia dengan manusia atau hablum minanas ,seperti silahturahmi,jual beli,transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah,tata cara bermuamallah di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
3.
Hukum
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
Secara garis besar Al-Qur’an mengatur beberapa ketentuan tentang hukum seperti hukum perkawinan,hukum waris,hukum perjanjian,hukum pidana,hukum musyawarah,hukum perang,hukum antar bangsa.
4.
Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral .Akhlak,di samping memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia,juga menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.Nabi Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya menyampaikan risalah islamiyah,anhtara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap ajhlak.ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an surat al-Qalam ayat 4.
5.
Kisah-kisah
umat terdahulu. Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Qur’an.Al-Qur’an
menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya.Bahkan,di
dalamnya terdapat satu surat yang di namaksn al-Qasas.Bukti lain adalah hampir
semua surat dalam Al-Qur’an memuat tentang kisah. Kisah para nabi dan umat
terdahulu yang diterangkan dalam Al-Qur’an antara lain di jelaskan dalam surat
al-Furqan ayat 37-39.
6.
Isyarat pengemban ilmu pengetahuan dan teknologi.
Al-Qur’an banyak mengimbau manusia untuk mengali dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Seperti dalam surat ar-rad ayat 19 dan al zumar ayat
9.Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi dasar-dasar ilmu pengetahuan
dan teknologi seperti dalam kedokteran,farmasi,pertanian,dan astronomi yang
bermanfaat bagi kemjuan dan kesejahteraan umat manusia.
Keistimewaan Dan Keutamaan Al-qur’an :
- Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun berada serta segala zaman / periode waktu.
- Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-qur’an dapat dipengaruhi jiwanya.
- Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu.
- Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk memahami hukum dunia manusia.
- Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya. Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah taqwa.
- Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.
Ilmu Pengetahuan
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha
sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia
dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan
membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah
lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu
psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup
pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret.
Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa
jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi
cocok menjadi perawat.
Manusia merupakan ciptaan yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk
ciptaan Allah. Karena, manusia
adalah makhluk yang diciptakan dengan disertakan alat untuk berfikir. Dengan
akal dan fikirannya manusia dapat membangun peradaban dan menghadirkan ilmu
pengetahuan.
Sains dan ilmu pengetahuan
adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci al-Qur’an. Bahkan
kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam al-Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan
kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali[8]. Sains merupakan salah satu
kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali umat Islam ingin melakasanakan
ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan tempat yang tepat, umpamanya
melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya
punya waktu-waktu tertentu dan untuk mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu
astronomi. Maka dalam Islam pada abad pertengahan dikenal istilah “ sains
mengenai waktu-waktu tertentu”. Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya
sangat terkait erat dengan sains dan teknologi, seperti untuk menunaikan ibadah
haji, bedakwah menyebarkan agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat
transportasi. Allah telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu
pengetahuan dalam al-Qur’an, manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan
konsep dan teori yang sudah ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S
Ar-Rahman: 55/33.
Hai jama''ah jin dan manusia,
jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka
lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (Q.S
Ar-Rahman: 55/33).
Al-Qur’an sejak empat belas abad yang silam telah memberikan isyarat
secara ilmiyah kepada bangsa Jin dan Manusia, bahwasanya mereka telah di
persilakan oleh Allah untuk mejelajah di angkasa luar asalkan saja mereka punya
kemampuan dan kekuatan (sulthan); kekuatan yang dimaksud di sisni sebagaimana
di tafsirkan para ulama adalah ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, dan
hal ini telah terbukti di era mederen sekarang ini, dengan di temukannya alat
transportasi yang mampu menembus angksa luar bangsa-bangsa yang telah mencapai
kemajuan dalam bidang sains dan teknologi telah berulang kali melakukan
pendaratan di Bulan, pelanet Mars, Juipeter dan pelanet -pelanet lainnya.
Menurut Quraish Shihab pemaparan ayat-ayat Al-Qur’an tentang ”Kebenaran
Ilmiah” tersebut lebih bertujuan untuk menunjukkan tentang kebesaran Tuhan dan
ke Esa-an Nya, serta mendorong manusia seluruhnya mengadakan observasi dan
penelitian demi lebih menguatkan iman dan kepercayaan KepadaNya.
Pemaparan-pemaparan di atas secara tidak langsung menerangkan, bahwa
antara ilmu pengetahuan dan al-qur’an ada kaitan erat. Akan tetapi keterkaitan
antara keduanya disesuaikan dengan porsi yang sesuai.
Al-Quran demikian menghormati kedudukan ilmu dengan penghormatan yang
tidak ditemukan bandingannya dalam kitabkitab suci yang lain. Sebagai bukti, Al-Quran
menyifati masa Arab pra-Islam dengan jahiliah (kebodohan). Di dalam Al-Quran
terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu dan pengetahuan. Di
dalam sebagian besar ayat itu disebutkan kemuliaan dan ketinggian derajat ilmu.
Dalam rangka mengingatkan tentang anugerah yang telah diberikan kepada
manusia, Allah berfirman:
"Allah mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui."
(QS 96:5)
"Allah meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman dan
mempunyai ilmu." (QS 58:11)
"Apakah sama orang-orang yang
mengetahui dan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS 39:9)
Di samping itu masih banyak ayat lain yang menyatakan tentang kemuliaan
ilmu. Dan dalam hadis-hadis Rasulullah dan para Imam Ahlul Bait - yang
kedudukannya mengiringi Al-Quran - terdapat dalil-dalil yang tidak terhitung
banyaknya tentang anjuran untuk mencari ilmu, arti penting dan kemuliaannya.
Ayat-ayat Al-Qur'an
merupakan petunjuk manusia tidak saja untuk kehidupan akherat namun juga untuk
kebaikan kehidupan di dunia. Ilmu
pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia untuk menuju
kehidupan di dunia lebih baik. Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun tak luput
memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kehidupan
manusia.
Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan ratusan ayat
yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara kerja
Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari 6000-an ayat Al-Qur'an
memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam sekitarnya. Selain
itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri dengan
sindiran-sindiran seperti; "apakah kamu tidak memperhatikan?",
"Apakah kamu tidak berpikir?", "Apakah kamu tidak
mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?". Sering pula di akhiri
dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang berpikir",
"Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab". Demikianlah Mukjizat
terakhir Rasul, yang selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat,
berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal yang diciptakan Allah di
dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10
Masehi di Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang
berlandaskan pada riset (dengan cara mendengar, melihat, memperhatikan,
merenungkan, dan memikirkan) dan mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat
maupun metode yang berguna bagi kehidupan manusia.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan mendapati
begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi kegelapan Ilmu.
Perdukunan, mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk pengobatan. Namun
berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah mengembangkan berbagai metode
pembedahan manusia, dialah sang bapak kedokteran modern. Karya monumentalnya, Alqanun
fi At Tib (yang diterjemahkan ke Eropa menjadi CANON),
menjadi rujukan utama dunia kedoktekan sampai abad ke 19.
Kita juga harus berterima kasih kepada Al-Khawarizmi, yang telah
mengembangkan metode Al-goritma. Kenapa disebut Al-goritma? Al-goritma merupakan aksen eropa dari nama
al-khawrizmi. Seperti ilmuwan lainnya, Ibnu Sina menjadi Avecina, Ibnu
Rusyd menjadi Averoes. Dan masih banyak lagi penemuan-penemuan di dunia
Islam pada masa itu seperti, metode fotografi paling awal yang disebut ruang gelap, jam air, piston.
Namun alangkah ruginya, umat
Islam saat ini yang kurang sekali mengapresiasi kandungan Al-Qur’an, akibat
banyaknya muslim yang tidak paham bahasa Al-Qur’an (Bahasa Arab), meskipun
hanya sebatas pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham bahasa Al-Qur’an,
membaca Al-Qur’an hanya sebatas ritual saja (meskipun begitu dasyatnya
Al-Qur’an, sehingga orang yang tidak paham maksudnya pun dapat menjadi tenang
hatinya). Bahkan banyak generasi muda yang enggan untuk sekedar menyentuhnya,
apalagi untuk membacanya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh minimnya
pengetahuan generasi muda Islam tehadap bahasa Al-Qur’an.
C.
Korelasi antara Al-Qur’an dan Ilmu
Pengetahuan
Membahas hubungan antara Al
Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dari banyak atau tidaknya
cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya, tetapi yang lebih utama
adalah melihat : adakah Al qur’an atau jiwa ayat-ayatnya menghalangi ilmu
pengetahuan atau mendorongnya, karena kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya
diukur melalui sumbangan yang di berikan kepada masyarakat atau kumpulan ide
dan metode yang dikembangkannya, tetapi juga pada sekumpulan syarat-syarat
psikologis dan social yang diwujudkan, sehingga mempunyai pengaruh (positif
atau negative) terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Sejarah membuktikan bahwa
Galileo ketika mengungkapkan penemuan ilmiahnya tidak mendapat tantangan dari
satu lembaga ilmiah, kecuali dari masyarakat dimana ia hidup. Mereka memberikan
tantangan kepadanya atas dasar kepercayaan agama. Akibatnya, Galileo pada
akhirnya menjadi korban penemuannya sendiri.
Dalam Al qur’an ditemukan
kata-kata “ilmu” dalam berbagai bentuknya yang terulang sebanyak 854 kali.
Disamping itu, banyak pula ayat-ayat Al qur’an yang menganjurkan untuk
menggunakan akal pikiran, penalaran, dan sebagainya, sebagaimana dikemukakan
oleh ayat-ayat yang menjelaskan hambatan kemajuan ilmu pengetahuan, antara lain
:
1. Subjektivitas (a) suka dan tidak suka
(baca antara lain, QS 43:78 ; 7:79); (b) taqlid atau mengikuti tanpa alasan
(baca antara lain, QS 33:67 ; 2:170).
2. Angan-angan dan dugaan yang tak beralasan
(baca antara lain, QS 10:36).
3. Bergegas-gegas dalam mengambil keputusan
atau kesimpulan (baca antara lain QS 21:37).
4. Sikap angkuh (enggan untuk mencari atau
menerima kebenaran) (baca antara lain QS 7:146).
Di samping
itu, terdapat tuntutan tuntutan antara lain :
1. Jangan bersikap terhadap sesuatu tanpa
dasar pengetahuan (QS 17:36), dalam arti tidak menetapkan sesuatu kecuali
benar-benar telah mengetahui dulu persoalan (baca antara lain QS 36:17), atau
menolaknya sebelum ada pengetahuan (baca antara lain, QS 10:39).
2. Jangan menilai sesuatu karena factor
ekstern apa pun walaupun dalam dalam pribadi tokoh yang paling diagungkan.
Ayat- ayat semacam inilah yang
mewujudkan iklim ilmu pengetahuan dan yang telah melahirkan pemikir-pemikir dan
ilmuwan-ilmuwan Islam dalam berbagai disiplin ilmu. “tiada yang lebih baik
dituntun dari suatu kitab akidah (agama) menyangkut bidang ilmu kecuali anjuran
untuk berpikir, serta tidak menetapkan suatu ketetapan yang menghalangi umatnya
untuk menggunakan akalnya atau membatasinya menambah pengetahuan selama dan
dimana saja ia kehendaki. Inilah
korelasi pertama dan utama antara Al qur’an dan ilmu pengetahuan.
Korelasi kedua dapat ditemukan
pada isyarat-isyarat ilmiah yang tersebar dalam sekian banyak ayat Al qur’an
yang berbicara tentang alam raya dan fenomenanya. Isyarat-isyarat tersebut sebagian nya telah
diketahui oleh masyarakat arab ketika itu. Namun apa yang mereka ketahui itu
masih sangat terbatas dalam perinciannya.
Dalam dalam penafsiran ilmiah
terhadap ayat-ayat Al qur’an, membawa kita kepada, paling tidak, tiga hal pula
hal yang perlu di garisbawahi, yaitu (1) Bahasa (2) konteks ayat-ayat ; dan (3)
sifat penemuan ilmiah.
1. Bahasa
Disepakati oleh semua pihak bahwa untuk memahami kandungan Al qur’an
dibutuhkan pengetahuan bahasa arab. Untuk memahami arti suatu kata dalam
rangkaian redaksi suatu ayat, seorang terlebih dahulu harus meneliti apa saja
pengertian yang dikandung oleh kata tersebut. Kemudian menetapkan arti yang
paling tepat setelah memperhatikan segala aspek yang berhubngan ayat tadi.
2. Konteks antara kata atau ayat
Memahami pengertian suatu kata dalam sdalam rangkaian satu ayat tidak
dapat dilepaskan dari konteks kata tersebut dengan keseluruhan kata dalam
redaksi ayat tadi.
3. Sifat penemuan ilmiah
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa hasil pemikiran seseorang
dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan
pengalaman-pengalamannya. Perkembangan ilmu pengetahuan sudah sedemikian
pesatnya, sehingga dari faktor ini saja pemahaman terhadap redaksi Al qur’an
dapat berbeda-beda.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa salah satu pembuktian tentang
kebenaran Al qur’an adalah ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang
diisyaratkan. Memeng terbukti, bawa sekian banyak ayat-ayat Al qur’an yang
berbicara tentang hakikat ilmiah yang tidak dikenal pada masa turunnya, namu
terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu, seperti :
- Teori tentang expanding universe (kosmos yang mengembang) (QS 51:47 ).
- Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan dari cahaya matahari (QS 10:5).
- Pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan lapisa-lapisan yang berasal dari perut bumi, serta bergeraknya gunung sama dengan pergerakan awan (QS 27:88).
- Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses foto sintesis sehingga menghasilkan energy (QS 36:80).bahkan, istilah Al qur’an, al syajar al akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dari istilah klorofil (hijau daun), karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun saja tapi di semua bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau.
- Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma pria dan yang setelah fertilisasi (pembuahan) berdempet di dinding rahim (QS 86:6 dan 7; 96:2).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah dibahas dalam bab sebelumnya maka kami selaku penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa Ayat-ayat
Al-Qur'an merupakan petunjuk manusia tidak saja untuk kehidupan akherat
namun juga untuk kebaikan kehidupan di dunia. Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah salah satu sarana manusia
untuk menuju kehidupan di dunia lebih baik. Oleh sebab itu, dalam Al-qur'an pun
tak luput memberikan petunjuk tentang ilmu pengetahuan dan teknologi bagi
kehidupan manusia. Membuka dan membaca mushaf Al-Qur'an, kita akan menemukan
ratusan ayat yang membicarakan tentang petunjuk untuk memperhatikan bagaimana
cara kerja Alam dunia ini. Tidak kurang dari 700 ayat dari 6000-an ayat
Al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam
sekitarnya.
Seperti yang telah dikemukakan bahwa salah satu pembuktian tentang
kebenaran Al qur’an adalah ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang
diisyaratkan. Memeng terbukti, bawa sekian banyak ayat-ayat Al qur’an yang
berbicara tentang hakikat ilmiah yang tidak dikenal pada masa turunnya, namu
terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu, seperti : Teori
tentang expanding universe (kosmos yang mengembang) (QS 51:47 ), Matahari
adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan dari cahaya
matahari (QS 10:5), Pergerakan bumi mengelilingi matahari, gerakan
lapisa-lapisan yang berasal dari perut bumi, serta bergeraknya gunung sama
dengan pergerakan awan (QS 27:88), Zat hijau daun (klorofil) yang berperanan
dalam mengubah tenaga radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses foto
sintesis sehingga menghasilkan energy (QS 36:80).bahkan, istilah Al qur’an, al
syajar al akhdhar (pohon yang hijau) justru lebih tepat dari istilah
klorofil (hijau daun), karena zat-zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun
saja tapi di semua bagian pohon, dahan dan ranting yang warnanya hijau, dan
masih banyak yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad
Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman, PT. Dana Bakhti Prima Yasa, Yogyakarta,
1997. h. 17.
H.G.
Sarwar, Filsafat Al-Qur’an, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta,
1994. h. 125.
DEPAG, Sains Menurut Perespektif
Al-qur’an, PT. Dwi Rama, 2000. h. 3.
amien..
BalasHapus